Marak Isu Rangka eSAF Motor Honda Karatan, Bagaimana Prospek Saham ASII?

By | September 9, 2023

Kinerja saham ASII kemungkinan akan melemah sepanjang Agustus 2023 akibat paparan isu framework eSAF. Lantas, bagaimana prospek emiten yang masuk dalam jajaran saham dengan kapitalisasi terbesar di IHSG ini?

ASII adalah kode saham milik PT Astra International Tbk. yang didirikan pada tahun 1957 sebagai perusahaan konglomerat di bidang perdagangan barang dan jasa. Perusahaan ini melakukan diversifikasi melalui tujuh segmen usaha yaitu

1) otomotif,

2) jasa keuangan,

3) alat berat & pertambangan, konstruksi, dan energi,

4) agrobisnis,

5) infrastruktur dan logistik,

6) teknologi informasi, dan

7) properti.

Astra mengelola seluruh bisnisnya melalui 235 anak perusahaan, perusahaan patungan, dan entitas asosiasi, serta didukung oleh 194.359 karyawan. ASII dikenal sebagai pionir distribusi kendaraan dengan ekosistem otomotif yang lengkap. Merek kendaraan roda empat yang berada di bawah naungan Astra antara lain Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, Peugeot dan BMW.

Sedangkan kendaraan roda dua yang utama adalah Honda melalui anak usahanya PT Astra Honda Motor (AHM). Astra juga bergerak di bidang penjualan suku cadang melalui PT Astra Otoparts Tbk dan jasa otomotif lainnya melalui Astra World.

Selain bisnis otomotif, Astra juga sukses mengelola enam segmen bisnis lainnya seperti disebutkan di atas. Saham ASII termasuk dalam sektor Aneka Industri dengan kapitalisasi pasar Rp 265,17 triliun yang mencakup 73% dari total kapitalisasi sektor ini. Ini menjadikannya salah satu dari sepuluh saham dengan kapitalisasi terbesar di IHSG.

Baca juga: Sempat Terpuruk, Apakah Saham ERAA Layak Dikoleksi?

Pergerakan Harga Saham ASII dari Tahun ke Tahun

Saham Astra International pertama kali dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 April 1990 setelah melakukan penawaran umum perdana (IPO) sebanyak 30 juta saham dengan harga Rp 14.850 per saham.

Pasca pencatatan, saham Astra dipecah alias stock split pada 2012 dengan rasio 1:10. Harganya cenderung bergerak naik hingga tahun 2012 sebelum akhirnya mulai bergerak sideways hingga saat ini.

Meski menunjukkan penguatan signifikan sejak pertama kali tercatat di bursa, namun dalam 5 tahun terakhir saham ASII justru mencatatkan pelemahan -8,71%. Titik terendah harga saham terjadi pada 26 Maret 2020 di Rp 3.620 akibat pandemi COVID-19. Hal ini diiringi dengan penurunan laba bersih hingga 30,4% pada tahun tersebut.

Setelah itu, saham Astra International mulai naik ke level harga sebelum pandemi, meski dalam jangka pendek terus berfluktuasi. Pada akhir Agustus 2023, saham Astra International mengalami koreksi sebesar 10,79% selama 12 hari.

Harga Saham ASII Hari Ini

Kinerja Saham ASII (TradingView)
Kinerja Saham ASII (TradingView)

Memasuki September 2023, harga saham ASII kembali mengalami kenaikan. Saat sesi perdagangan berakhir, harga saham ASII hari ini Jumat 1 September 2023 ditutup hijau di Rp 6.550 per saham.

Dibandingkan penutupan sebelumnya, harga saham Astra International naik 1,55% atau 100 poin, setelah dibuka melemah di Rp 6.475. ASII mencatatkan harga tertinggi Rp 7.300 dan harga terendah Rp 5.200 dalam 52 minggu, serta berfluktuasi dengan penguatan 571,79% sejak pertama kali tercatat di bursa.

Baca juga: Prospek Terkini, Kinerja dan Harga Saham MAPI

Berapa harga 1 Lot Saham ASII?

Lot saham adalah satuan perdagangan standar di pasar saham yang jumlahnya bergantung pada aturan Bursa Efek di negara itu. Investor membeli saham dalam jumlah banyak untuk efisiensi dan meminimalkan biaya. Di BEI, satu lot saham berisi 100 saham.

Rumus menghitung harga 1 lot saham adalah Harga Saham per saham × Jumlah saham dalam 1 lot. Berdasarkan harga saham ASII hari ini, harga 1 lot saham ASII adalah Rp 6.550×100 = Rp 655.000.

Lantas, berapa return yang didapat investor sejak IPO jika memperhitungkan stock split?

Return Saham ASII Sejak IPO

Dalam menghitung return sejak IPO dengan stock split perlu memperhitungkan perubahan harga saham dan rasio stock split. Saat itu 1 lot masih setara dengan 500 lembar saham. Artinya modal awal Rp 14.850 x 500 lembar saham = Rp 7.425.000.

Lalu dengan pemecahan saham 1:10, 500 lembar saham kini setara dengan 5.000 lembar saham. Jika menggunakan harga saham saat ini, modalnya bertambah menjadi Rp 33.625.000. Alhasil, return yang diperoleh saham Astra International sejak IPO berkisar 352,86%.

Baca juga: Kinerja Keuangan, Prospek dan Harga Saham ELSA

Sejarah Pembagian Dividen ASII

Saham ASII tidak pernah gagal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Pada tahun 2023, perseroan akan membagikan dividen sebesar Rp552 dengan jenis dividen final dan imbal hasil sebesar 9,70%.

Pada tahun 2022, terdapat dua pembagian dividen, yakni dividen interim sebesar Rp88 dengan imbal hasil 4,32%, dan dividen final sebesar Rp194 dengan imbal hasil 3,16%. Pada tahun 2021, perseroan juga akan membagikan dua dividen, yakni dividen interim sebesar Rp45 dengan imbal hasil 2,32%, dan dividen final sebesar Rp87 dengan imbal hasil 4,93%.

Tahun 2020 terdapat dua pembagian dividen, yaitu dividen interim sebesar Rp27 dengan imbal hasil 3,98%, dan dividen final sebesar Rp157 dengan imbal hasil 4,28%. Pada tahun 2019, perseroan membagikan dividen interim sebesar Rp57 dengan imbal hasil 3,29%, dan dividen final sebesar Rp154,13 dengan imbal hasil 2,88%.

Tahun 2018 juga telah dilakukan dua kali pembagian dividen, yaitu dividen interim sebesar Rp60 dengan imbal hasil 2,69%, dan dividen final sebesar Rp130 ​​dengan imbal hasil 2,54%.

Kinerja Keuangan ASII

ASII Bagikan Kinerja Keuangan
ASII Bagikan Kinerja Keuangan (Ilustrasi)

Pada akhir tahun 2022, ASII membukukan pendapatan mencapai Rp301,37 triliun, naik 29% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sedangkan laba bersih sebesar Rp 28,94 triliun, naik 43% yoy. Capaian tersebut merupakan rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.

ASII mencatatkan kinerja kuat dan pencapaian positif pada semester I 2023. Meski laba bersih ASII turun 4%, namun pertumbuhan pendapatannya mencapai 13% yoy.

Kinerja pendapatan yang solid terutama didorong oleh segmen otomotif dan pertambangan alat berat yang masing-masing naik 18,23% dan 13,96%. Kedua segmen ini menyumbang lebih dari 80% total pendapatan Astra International.

Selain itu, kenaikan laba juga didorong oleh floating profit dari investasi di GOTO dan HEAL. Namun kinerja perseroan perlu diwaspadai karena normalisasi harga batu bara dapat mempengaruhi profitabilitas anak perusahaan seperti PT United Tractors Tbk (UNTR) pada tahun 2023.

Baca juga: Daftar Saham Gocap Terbaru, Resiko dan Keuntungannya

Prospek Saham ASII

Meski ada potensi pembatasan, analis masih melihat potensi pertumbuhan prospek saham Astra International setelah laporan keuangan 2022 dirilis. Beberapa sentimen yang menghantui saham ini antara lain kenaikan suku bunga dan tidak adanya insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM).

Meski begitu, masih ada faktor positif yang bisa mendukung saham ASII, terutama meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang tahun politik. Selain itu, segmen bisnis utama Astra yakni United Tractors dan otomotif diharapkan tetap memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan perseroan sehingga saham ASII layak dikoleksi.

Demikian ulasan mengenai fluktuasi harga saham ASII, kinerja keuangan perseroan, potensi pertumbuhan, dan harga pembelian satu lot saham ASII. Jika Anda tertarik berinvestasi saham Astra International, jangan lupa gunakan aplikasinya BUang yang memiliki reputasi baik dan dapat diandalkan.

Melalui aplikasi ini, Anda bisa berinvestasi dengan modal mulai dari Rp 10 ribu saja. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis melalui Mainkan Toko atau Toko aplikasi. Semoga beruntung!

bmoney.id

Category: Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *